You Are Here » Berita

PROGRAM PELATIHAN ASUHAN KEPERAWATAN


Pada awal tahun 2016, mau tak mau Indonesia akan menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau Pasar Bebas ASEAN. Pasar bebas ini akan diberlakukan untuk berbagai bidang, tak terkecuali pada bidang kesehatan.

Salah satu kesepakatan yang ditandatangi dalam ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) adalah penyertaan modal asing mencapai 70 persen, kecuali di Makassar dan Manado, yaitu 51 persen. Selain itu, terdapat juga aturan pendirian terbatas di ibukota provinsi di wilayah Indonesia Timur. Hal ini berlaku di semua sektor, bukan hanya kesehatan. (Suara.com, Agustus 2015)

Tenaga perawat yang merupakan “The caring profession” mempunyai kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena pelayanan yang diberikannya berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual merupakan pelayanan yang unik dilaksanakan selama 24 jam dan berkesinambungan merupakan kelebihan tersendiri dibanding pelayanan lainnya (Departemen Kesehatan RI, 2001).

Asuhan keperawatan di rumah sakit dilaksanakan di ruang rawat jalan serta ruang rawat inap. Asuhan keperawatan merupakan kegiatan pokok yang sering menjadi barometer tentang baik atau buruknya suatu pelayanan kesehatan di rumah sakit, hal ini disebabkan karena di ruang rawat inaplah terjadi kontak paling sering antara pasien dengan pemakai jasa dengan perawat sebagai tenaga pelaksana dan sebagian besar pelayanan di ruang rawat inap dilakukan oleh tenaga perawat.

Tuntutan dan kebutuhan asuhan keperawatan yang berkualitas di masa depan merupakan tantangan yang harus dipersiapkan secara benar-benar dan ditangani secara mendasar, terarah dan sungguh-sungguh dari rumah sakit. Tanggung jawab ini memang berat mengingat bahwa keperawatan di Indonesia masih dalam tahap awal proses professional.

Asuhan keperawatan merupakan sentral dari pelayanan kesehatan sangat penting untuk ditingkatkan kualitasnya dalam menjawab keprofesian keperawatan sehingga kualitas asuhan keperawatan dalam pelayanan kesehatan dapat berkembang. Agar perawat dapat memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pasien diperlukan manajemen asuhan keperawatan yang profesional dan menggunakan suatu proses berpikir yang disebut proses keperawatan yang terdiri dari tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

Proses keperawatan ini membutuhkan keterampilan analisa dan komunikasi yang baik. Pada proses keperawatan terutama pada tahap implementasi dari proses keperawatan seorang perawat harus mempunyai kemampuan interpersonal, teknis dan kolaborasi dengan profesi lain. Langkah-langkah kegiatan pada proses keperawatan yang digambarkan oleh Gillies dan Smith mirip dengan langkah-langkah yang dilakukan pada proses manajemen dimana setiap pasien adalah unik dan memerlukan penanganan yang berbeda-beda dengan demikian bila proses keperawatan dilakukan dengan baik, maka akan mengatasi sebagian masalah manajemen pada ruang rawat inap.

Kualitas pelayanan keperawatan suatu rumah sakit dinilai dari kepuasan pasien yang sedang atau pernah dirawat yang merupakan ungkapan rasa lega atau senang karena harapan tentang sesuatu kebutuhan pasien terpenuhi oleh pelayanan keperawatan yang bila diuraikan berarti kepuasan terhadap kenyamanan, kecepatan, pelayanan, keramahan dan perhatian. Sementara rasa puas sendiri mempunyai nilai yang relative tergantung dari masing-masing individu (Wijono, 2003).

Dokumentasi keperawatan beragam, unik dan memakan waktu. Penelitian menunjukkan bahwa menghabiskan waktu 35-40 menit untuk pencatatan pasien shift. Logisnya keparahan kondisi klien akan menentukan waktu pencatatan pada kenyataannya bagaimanapun perawat menghabiskan paling banyak waktunya dalam pencatatan duplikatif, pengulangan perawatan rutin dan observasi sebagai akibat terlalu sering. Observasi adalah dialog spesifik yang signifikan tidak dicatat karena ketebatasan waktu. Lebih jauh lagi informasi signifikan mungkin terabaikan karena perawat dan dokter tidak secara teratur membuat catatan kemajuan (Eapluyito, 1987).

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan berbagai macam faktor yang mempengaruhinya yaitu tingkat pendidikan, pengetahuan, beban kerja, pelatihan dan masa kerja.

Hal ini dikarenakan bahwa banyaknya perawat melaksanakan asuhan keperawatan memiliki pendidikan, motivasi kerja, beban kerja dan pelatihan yang mendukung terciptanya kinerja mengalami masalah dalam aplikasi di lapangan berupa keterlambatan atau banyaknya proses pengisian asuhan keperawatan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan pihak rumah sakit.

Hasil penelitian yang dilaksanakan di beberapa Rumah sakit pemerintah maupun swasta di Medan menunjukkan bahwa dari 59 responden (profesi perawat) sebanyak 30,85 % mempunyai pengetahuan yang cukup, 30,51 keterampilan baik, 30 % motivasi cukup, 99 % pengawasan kurang, 10 % supervise cukup dengan pengetahuan yang cukup dan pelaksana perawatan yang mempunyai pelaksanaan standar asuhan keperawatan baik (10,93 %). Pelaksana perawatan dengan pengetahuan cukup mempunyai pelaksanaan standar asuhan keperawatan buruk (10,3 %), pelaksana perawatan dengan keterampilan baik mempunyai pelaksanaan standar asuhan keperawatan baik (18 %), pelaksana perawatan dengan motivasi cukup mempunyai pelaksanaan standar asuhan keperawatan baik (21,1 %), sehingga disarankan agar mengadakan pelatihan mutu asuhan keperawatan dan mengadakan pelatihan manajemen kepala ruang sedangkan implementasinya agar lebih ditekankan pada peningkatan ketrampilan pelaksana perawatan. Berdasarkan pengamatan awal di rumah sakit di Medan, terdapat pasien yang mengeluhkan pelayanan yang kurang memadai baik dari segi kapasitas alat maupun tingkat keterampilan petugas dalam memberikan tindakan keperawatan pada ruang rawat inap.

Dilapangan juga kami banyak menjumpai pasien yang dipasang jarum infus berkali-kali, disebabkan oedema, kemerahan, pasien kesakitan kalau di suntik melalui infus, setelah kami telusuri, si pasien diberi antibiotik rochepine dengan cara di suntik langsung melalui jarum infus dengan menggunakan speud 10cc/20cc yang mana semestinya antibiotik tersebut harus di encerkan dengan N/S 50 cc jika 1 gram atau 2 gram di diencerkan 100 cc N/S. Perawat juga tidak menggunakan tray untuk memberikan suntikan atau pemasangan jarum infus, dan masih banyak lagi yang perlu diperbaiki.
Berdasarkan uraian diatas PT MEDVA sebagai konsultan khusus bidang Rumah Sakit, berkomitmen untuk terlibat langsung dalam hal peningkatan mutu pelayanan kesehatan, dimana kami memiliki konsultan ahli dengan kompetensi dibidangnya masing-masing, dengan pengalaman kerja di dalam dan luar  negeri. Dengan pengalaman kerja dan kompetensi yang kami miliki dalam bidanag peningkatkan kompetensi asuhan keperawatan dan profesi lain yang berkaitan erat dengan asuhan keperawatan antara lain cleaning service staff, dietary food service, linen dan laundry staff, akan menjadi satu kesatuan bidang yang perlu disinergikana untuk peningkatkan mutu pelayanan asuahan keperawatan secara keseluruhan guna memenuhi standar Akreditasi Departemen Kesehtan RI dan standar Internasional.  RS yang membutuhkan peningkatan dibidang tersebut diatas dapat menghubungi kami melalui email : konsultanrumahsakit@yahoo.com atau melalui telepon langsung ke 08175453664, guna memperoleh gambaran secara detail atas program yang kami miliki.

« Kembali

Support Online

Konsultasi Terbaru

  • WA 085842650308 Apotik Obat Penggugur Kandungan Us

    WA 085842650308 Apotik Obat Aborsi Cytotec Asli Usia 1,2,3,4,5,6 Bulan - Harga Aborsi Cytotec

    Jual Obat Aborsi Asli,Ampuh,Aman,Manjur,Tuntas | OBAT ABORSI ONLINE “APOTIK Jual Obat Cytotec, Gast ...

  • diana

    kami ingin menanyakan biaya akreditasi JCI untuk tahun 2024 ...

  • Reza

    Berapa biaya konsultan untuk perizinan rumah sakit? ...

  • Nurmala

    Saya ingin bertanya jika ingin mendirikan RS ibu dan anak butuh tanah brp luas dan kisaran dana brp? ...

  • dapit

    siang pk,saya ingin membangun RS tipe C bisakah saya di bantu untuk membuat RAB dan desain nya dan berapa biaya nya ...

  • Irmanda

    Halo.. saya ingin memmbangun RS Type D yang suatu saat nanti dapat dikembangkan menjadi type C. mohon info biaya pembangunan RS type D dan C. Untuk bangunan 1 lantai butuh luas tanah berapa hectare un ...

  • Rama

    Sore, saya ingin konsultasi mengenai pembuatan kelayakan bisnis, masterplan. Bagaimana caranya? ...

  • Lunesia

    Selamat pagi, berapa biaya untuk pembuatan FS, masterplan dan DED untuk rs tipe D?
    Terimakasih ...

  • dian

    mohon info biaya yang dibutuhkan untuk pendirian RS ibu dan anak diatas lahan seluas 15 x 100 m. minimal brp TT yang harus tersedia ...

  • sugi

    Mohon Bimbingan untuk Pembangunan Rumah Sakit, Lahan dan Anggaran sudah siap  ...

Video